Rabu, 24 Agustus 2011

** Aktivitas Orang Baduy

Berbagai Aktivitas Orang Baduy

Oleh: K. Muhamad Hakiki

Ketika mereka selesai berladang di sore hari, secara bersama-sama mereka pulang menuju rumah masing-masing. Ternyata, prilaku bekerjasama juga terlihat ketika mereka melakukan aktivitas di rumah. Pekerjaan yang biasa dilakukan oleh kaum perempuan Baduy seperti memasak, mencuci dan mengurus anak juga kerapkali dilakukan oleh kaum laki-laki Baduy, begitu sebaliknya, urusan mencari kayu bakar, yang biasa dilakukan oleh kaum laki-laki Baduy, juga kerap kali dilakukan oleh kaum perempuan. Kehidupan antara laki-laki dan perempuan bagi masyarakat Baduy adalah saling membantu satu sama lain.

Meskipun tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan sama saja, akan tetapi ketika saya mengamati lebih jauh, sebenarnya ada beberapa aktivitas yang secara khusus dikerjakan berdasarkan perbedaan jenis kelamin. Setelah pekerjaan para wanita di dalam rumah selesai, biasanya mereka duduk diserambi untuk menenun. Aktivitas menenun adalah pekerjaan wanita, akan tetapi alat-alat tenun biasanya dibuat oleh pria. Dalam kegiatan bertenun, digunakan dua jenis benang yang diolah dari serat teureup dan benang kapas atau benang katun. Di antara hasil tenunan mereka adalah ikat pinggang, selendang dan kain yang biasa mereka pakai.

Dalam memenuhi kebutuhan pakaiannya, masyarakat suku Baduy diharuskan menenun sendiri dan kegiatan ini dilakukan oleh kaum wanita. Dimulai dari menanam biji kapas, kemudian dipanen, dipintal, ditenun sampai dicelup menurut motifnya khasnya. Penggunaan warna pakaian untuk keperluan busana hanya menggunakan warna hitam, biru tua dan putih. Kain sarung atau kain wanita hampir sama coraknya, yaitu dasar hitam dengan garis-garis putih, sedangkan selendang berwana putih, biru, yang dipadukan dengan warna merah. Kegiatan bertenun biasanya dilakukan oleh wanita Baduy pada saat setelah panen usai demi mengisi kekosongan.

Sedangkan aktivitas yang dilakukan oleh para laki-laki Baduy selain berhuma (berladang) adalah membuat gula aren. Karena itu wajar jika di daerah Baduy banyak sekali ditemukan pohon aren sebagai dasar untuk membuat gula aren. Selain membuat gula aren, khusus untuk Orang Tangtu atau Baduy Dalam, mereka tidak mengolah air nira (aren) menjadi gula kawung (gula aren), tetapi mengolahnya menjadi wayu, sejenis tuak sebagai minuman khas masyarakat Baduy.

Berburu; Aktivitas Sampingan Pria Baduy

Kegiatan lainnya yang biasa dilakukan olah kaum laki-laki Baduy adalah mencari ikan di sungai. Kagiatan ini biasa mereka lakukan karena dalam kepercayaan Baduy, ikan tidak boleh dipelihara,[1] dan mereka menangkap ikan di sungai-sungai dengan kail, kecrik atau herap (jala kecil), perangkap ikan dari anyaman bambu dan sair. Di antara jenis ikan yang biasa mereka tangkap adalah beunteur, bogo, hampal, kancra dan jenis-jenis ikan lainya.

Meskipun adat melarang orang Baduy untuk memelihara ikan, dan aktivitas penangkapan ikan cukup tinggi. Akan tetapi keberadaan ikan di sungai-sungai Baduy tidak-lah punah. Hal ini terjadi karena penangkapan itu dilakukan secara tradisional. Berbeda dengan masyarakat luar Baduy yang selalu menggunakan berbagai obat atau racun dalam menangkap ikan.

Berjualan; Aktivitas Ekonomi Orang Baduy

Kagiatan lainnya yang juga biasa mereka lakukan khususnya untuk para laki-laki Baduy adalah berjualan. Mereka terkadang membawa berbagai hasil bumi dan berbagai kerajinan tangan, (seperti; golok, koja (sejenis tas) yang terbuat dari kulit pohon, kain) untuk mereka jual baik kepada masyarakat Baduy panamping yang membutuhkan atau juga kepada masyarakat luar Baduy. Kegiatan ini terkadang dilakukan sampai berhar-hari.

Menjadi Buruh; Perjuangan yang Tiada Henti

Tidak hanya itu, kebiasaan laki-laki Baduy adalah berburu—baik itu dilingkungan hutan Baduy bahkan sampai ke luar Baduy—demi untuk mencari sejenis; ular, kelelawar atau apa pun yang bisa mereka makan ketika semua itu (bahan makanan) sulit didapatkan di wilayah Baduy. Bahkan tak jarang, mereka juga menjadi buruh tani (kuli) kepada masyarakat luar Baduy.  Semua itu di lakukan ketika kebutuhan pokok makanan mereka habis. Menjadi buruh tani tidak hanya dilakukan oleh laki-laki saja, para perempuan pun dengan mengikuti keluarganya melakukan hal yang sama.

** Jika saudara hendak mengutip sebagian atau seluruh isi tulisan dari blog ini, mohon untuk mencantumkan asal rujukannya (baduybantenheritage.blogspot.com). Terimakasih.


[1]Berdasarkan pengamatan dilapangan, saat ini banyak juga masyarakat Baduy yang memelihara ikan (membudidaya ikan) untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Benih-benih ikan itu mereka dapatkan dari sumbangan pemerintah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar